Demi Keuntungan Lebih Besar, Pembangunan Jembatan Air Salak Diduga Asal Jadi dan Tak Sesuai RAB










Pagar Alam, viraltimes.id – Proyek pembangunan Jembatan Air Salak di Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam, kembali menjadi sorotan publik. Proyek bernilai miliaran rupiah tersebut diduga dikerjakan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar kerja, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius terkait kualitas dan ketahanan jembatan ke depan.

Berdasarkan hasil penelusuran tim media di lokasi pada 15 Desember 2025, ditemukan sejumlah kejanggalan teknis, khususnya pada pekerjaan penggalian sumuran pondasi jembatan. Dalam dokumen gambar kerja, kedalaman galian pondasi seharusnya mencapai 2 meter, namun fakta di lapangan menunjukkan kedalaman yang bervariasi, mulai dari 1 meter hingga 1,2 meter.

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, perbedaan spesifikasi pondasi sangat berisiko terhadap kekuatan struktur jembatan dalam jangka panjang.

“Kalau benar pondasinya tidak sesuai RAB, ini sangat membahayakan. Ini proyek miliaran rupiah, uang rakyat, bukan proyek coba-coba,” ujarnya.

Dugaan Pengurangan Volume Material

Perbedaan kedalaman galian tersebut memunculkan dugaan adanya pengurangan volume pekerjaan, yang berpotensi berimplikasi pada pengurangan penggunaan material seperti besi tulangan, semen, dan pasir coran.

Ketua DPC AKPERSI (Asosiasi Keluarga Pers Indonesia) Kota Pagar Alam, Bahtum Alfian, S.H, menegaskan bahwa ketidaksesuaian tersebut patut diduga sebagai bentuk penyimpangan pekerjaan.

“Kalau seharusnya digali 2 meter tapi hanya dikerjakan sekitar 120 cm, maka patut dipertanyakan ke mana selisih penggunaan besi, semen, dan material lainnya. Dugaan mark-up atau pengurangan volume sangat terbuka,” tegas Bahtum.

Temuan Teknis di Lapangan

Selain dugaan ketidaksesuaian pondasi, tim media juga menemukan sejumlah permasalahan teknis lain, antara lain:

Besi tulangan (rebar) berkarat, bahkan terlihat cukup signifikan pada besi stek yang menyembul keluar. Kondisi ini berpotensi mengurangi daya ikat antara beton lama dan beton baru.

Beton pecah dan tidak rapi di beberapa area sambungan, mengindikasikan mutu beton yang rendah atau proses pembongkaran bekisting yang tidak sesuai prosedur.

Area sambungan tidak dibersihkan, masih terdapat kerikil dan debu sisa pengecoran yang dapat menyebabkan kegagalan ikatan beton (cold joint).

Jarak besi tulangan tidak konsisten, mencerminkan kurangnya ketelitian pada tahap pembesian.

Jika kondisi tersebut tidak segera diperbaiki, jembatan berisiko mengalami retak dini, korosi internal, hingga penurunan kekuatan struktur yang berdampak langsung pada keselamatan pengguna jalan.

Indikasi Pengerjaan Asal Jadi

Pada bagian bawah struktur jembatan (abutmen dan gelagar), ditemukan indikasi beton keropos (honeycombing), sisa material kayu pengganjal yang belum dibersihkan, serta bekisting yang meninggalkan garis sambungan tidak rata. Padahal, tumpuan jembatan seharusnya menggunakan bantalan elastomeric bearing pad yang terpasang rapi.

Sementara pada bagian atas lantai jembatan, besi tulangan untuk parapet terlihat bengkok tidak beraturan dan jarak antar besi tidak konsisten. Selain itu, sisa reruntuhan beton masih dibiarkan menumpuk di atas permukaan, yang seharusnya dibersihkan sebelum tahap pengecoran lanjutan.

Tidak Ada Tanggapan Pihak Terkait

Tim media bersama DPC AKPERSI Kota Pagar Alam telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Pagar Alam melalui pesan WhatsApp, namun hingga berita ini diterbitkan pesan hanya dibaca tanpa adanya jawaban.

Upaya konfirmasi kepada pihak kontraktor pelaksana melalui telepon dan WhatsApp juga tidak mendapat respons.

Hingga berita ini diturunkan, tidak ada klarifikasi resmibaik dari pihak Bina Marga maupun kontraktor terkait dugaan penyimpangan pembangunan Jembatan Air Salak tersebut.


(AD)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama