Aceh - viraltimes.id, Pemerintah menyiapkan Dana Tunggu Hunian (DTH) sebesar Rp600 ribu per bulan bagi setiap kepala keluarga (KK) korban banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang memilih tidak menempati hunian sementara (huntara).
Bantuan tersebut diberikan kepada warga terdampak yang memilih menyewa rumah sendiri, tinggal sementara di rumah kerabat, atau menumpang keluarga, dibandingkan pindah ke huntara yang disiapkan pemerintah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan kebijakan ini bertujuan memberikan fleksibilitas kepada korban bencana dalam menentukan tempat tinggal sementara sesuai kondisi masing-masing keluarga.
“Untuk mereka yang tidak pindah ke huntara tetapi memilih mengontrak rumah atau tinggal sementara di rumah keluarga, akan diberikan Dana Tunggu Hunian sebesar Rp600 ribu per bulan per KK," ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (26/12/2025).
Pria yang akrab disapa Aam itu menegaskan, dana tersebut diperuntukkan khusus untuk kebutuhan sewa hunian atau tempat tinggal sementara selama proses penanganan pascabencana berlangsung.
Sementara itu, bagi warga terdampak yang memilih pindah ke hunian sementara, pemerintah tetap menyiapkan satu unit huntara untuk setiap kepala keluarga.
Hingga saat ini, BNPB mencatat permohonan pembangunan huntara telah diajukan oleh 13 kabupaten/ kota di Aceh, enam kabupaten/kota di Sumatera Utara, dan enam kabupaten/kota di Sumatera Barat.
Hingga saat ini, BNPB mencatat permohonan pembangunan huntara telah diajukan oleh 13 kabupaten/ kota di Aceh, enam kabupaten/kota di Sumatera Utara, dan enam kabupaten/kota di Sumatera Barat.
Aam menjelaskan, proses pembersihan wilayah terdampak serta pembangunan huntara masih terus dilakukan meski menghadapi tantangan cuaca dan kondisi medan.
“Tim di lapangan bekerja sangat intensif, bahkan hingga 18 jam, untuk pembersihan kawasan dan pembangunan huntara,” katanya.
la mengakui, sejumlah daerah mengalami kendala tambahan seperti curah hujan tinggi yang memengaruhi percepatan pembangunan hunian sementara.
(M4DD1)
